Posted by : Unknown Kamis, 20 Juni 2013

I.PENDAHULUAN
A.       Latar belakang
Bahasa merupakan hal sangat penting dalam segala aspek kehidupan, terutama kita sebagai manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia pasti menggunakan bahasa untuk mengungkapkan apa yang ada dalam hati maupun pikirannya kepada orang lain. Dalam penyampaiannya, manusia melewati beberapa proses dari sebuah pemikiran menjadi sebuah bahasa yang diungkapkan. Termasuk dalam proses tersebut yaitu pemerolehan bahasa, pengolahan bahasa dalam otak, penyampaian bahasa, dan lain sebagainya. Jika dilihat dari aspek psikologi, bahasa sangat berhubungan dengan kondisi psikis seseorang. Akan sangat berbeda bahasa yang digunakan orang yang sedang senang hati dengan orang yang sedang marah atau sedih, orang yang sedang sakit dengan orang yang sehat, orang yang dalam kondisi lelah dan orang yang berada dalam kondisi bugar, kesemuanya pasti akan berbeda.
Dari segi pemerolehan bahasa, orang yang sejak kecil dididik menggunakan bahasa ibu dengan baik dan benar, akan terbiasa menggunakan bahasa yang baik dan benar pula, berbanding terbalik dengan orang yang sejak kecil tidak dididik untuk menggunakan bahasa dengan baik dan benar, maka ia tidak akan terbiasa menggunakannya. Selain hal tersebut diatas, hal lain yang berhubungan dengan bahasa seseorang adalah kondisi biologis, dalam hal ini syaraf. Syaraf merupakan perangkat penghubung yang menjadikan sebuah gagasan menjadi sebuah ungkapan bahasa.
Dari adanya hubungan-hubungan bahasa dengan kondisi psikis seseorang, maka dirasa perlu adanya ilmu khusus (psikolinguistik) yang mengkaji mengenai hal tersebut. Penulis bermaksud memaparkan beberapa hal mengenai psikolinguistik dalam makalah “PSIKOLINGUISTIK, Awal Mula, Perkembangan dan Objek Kajiannya” ini, yang mana pembahasannya terbatas pada awal mula, perkembangan dan objek kajiannya, sesuai dengan judul yang diberikan. Dengan harapan dapat bermanfaat bagi pembaca maupun penulis sendiri.
B.        Rumusan masalah
1.      Apakah pengertian psikolinguistik?
2.      Bagaimana awal mula dan perkembangan psikolinguistik?
3.      Apa yang menjadi obyek kajian psikolinguistik?

C.        Tujuan
1.      Memahami pengertian psikolinguitik
2.      Memahami awal mula psikolinguitik
3.      Memahami obyek kajian psikolinguitik
II.ISI
A.    PSIKOLINGUISTIK
Psikolinguistik adalah penggabungan antara dua kata 'psikologi' dan 'linguistik'. Psikologi merupakan alih kata dari bahasa Inggris ”psychology” yang berasal dari bahasa Yunani ”psyche” yang berarti jiwa, roh, atau sukma dan ”logos” yang berarti ilmu. Jadi, secara etimologis psikologi berarti ilmu jiwa atau ilmu yang objek kajiannya adalah jiwa. Sedangkan secara terminologis menurut Sarwono sebagaiman dikutip oleh Tien Rafida mengemukakan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungan. Atau ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hubungan-hubungan antar manusia. Linguistik  berpadanan dengan kata linguistics dalam bahasa Inggris, linguistique dalam bahasa Perancis, lingua dalam bahasa Italia, lengue dalam bahasa Spanyol, dan linguistiek dalam bahasa Belanda yang berasal dari bahasa latin ”lingua”  yang berarti ”bahasa”.  Kemudian kata tersebut diserap kedalam bahasa Indonesia menjadi linguistik yang dapat diartikan sebagai ilmu bahasa atau ilmu yang menelaah bahasa sebagai objek kajiannya secara ilmiah. Psikolinguistik mempelajari faktor-faktor psikologis yang memungkinkan manusia mendapatkan, menggunakan, dan memahami bahasa.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa psikolinguistik adalah ilmu tentang hubungan antara bahasa dan perilaku dan akal budi manusia, ilmu interdisipliner linguistik dengan psikologi.
Berikut merupakan 2 (dua) pengertian psikolinguistik menurut beberapa ahli :
1.      Hartley
Psikolinguistik adalah ilmu yang membahas hubungan bahasa dengan otak dalam memproses dan mengkomunikasikan ujaran dan dalam akuisisi bahasa
2.      Emon Back
Psikolinguistik adalah ilmu yang meneliti bagaimana sebenarnya pembicara membentuk dan membangun suatu atau mengerti kalimat tersebut
Dari definisi definisi ini dapatlah disimpulkan bahwa psikolinguistik adalah ilmu yang mempelajari proses-proses mental yang dilalui oleh manusia dalam rangka berbahasa.
Secara rinci psikolinguistik mempelajari empat topik utama:
(a) komprehensi, yakni proses-proses mental yang dilalui oleh manusia sehingga mereka dapat menangkap apa yang dikatakan orang dan memahami apa yang dimaksud,
(b) produksi, yakni proses-proses mental pada diri kita yang yang membuat kita dapat berujar seperti yang kita ujarkan,
(c) landasan biologis serta neurologis yang membuat manusia bisa berbahasa, dan
(d) pemerolehan bahasa, yakni bagaimana anak memperoleh bahasa mereka
Adapun tujuan daripada ilmu psikolinguistik itu sendiri adalah untuk membantu menyelesaikan permasalahan kompleks manusia dalam pembelajaran berbahasa, karena selain berkenaan dengan masalah berbahasa, psikolinguistik juga berkenaan dengan kegiatan berbahasa. Kegiatan berbahasa bukan hanya berlangsung secara mekanistik, tapi juga berlangsung secara mentalistik. Artinya, kegiatan berbahasa itu berkaitan juga dengan proses atau kegiatan mental (otak). Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa, studi linguistik perlu dilengkapi dengan studi antardisiplin antara psikologi dan linguistik, yang lazim disebut psikolinguistik.

B.     AWAL MULA PSIKOLINGUISTIK
Psikolinguistik adalah ilmu hibrida yakni ilmu yang merupakan gabungan antara dua ilmu: psikologi dan linguistik. Pada awalnya, psikolinguistik bermula dari adanya pakar linguistik yang berminat pada psikologi, dan adanya pakar psikologi yang berkecimpung dalam linguistik. Pada tahun 1860, Heyman Steintthal, seorang ahli psikologi beralih menjadi ahli linguistik, dan Moriz Lazarus seorang ahli linguistik beralih menjadi ahli psikologi dengan menerbitkan sebuah jurnal yang khusus membicarakan masalah psikologi bahasa dari sudut linguistik dan psikologi. Dilanjutkan dengan adanya kerja sama antara pakar linguistik dan pakar psikologi, dan kemudian muncullah pakar-pakar psikolinguistik sebagai disiplin ilmu.
Perkembangan ilmu psikolinguistik dapat dilihat pada tahap-tahap perkembangannya, yang mana dapat dibagi menjadi empat tahap : (1) tahap formatif, (2) tahap linguistik, (3) tahap kognitif, dan (4) tahap teori psikolinguistik, realita psikologis, dan ilmu kognitif.

1. Tahap Formatif

         Pada pertengahan abad ke 20 John W. Gardner, seorang psikolog Amerika, mulai menggagas hibridasi (penggabungan) psikologi dan linguistik. Ide ini kemudian dikembangkan oleh psikolog lain, John B. Carrol, yang pada tahun 1951 menyelenggarakan seminar di Universitas Cornell untuk merintis keterkaitan antara kedua disiplin ilmu ini. Pertemuan itu di lanjutkan pada tahun 1953 di Universitas Indiana. Hasil pertemuan ini mengawali banyak penelitian yang kemudian dilakukan secara lebih terarah pada kaitan antara kedua ilmu ini. Pada saat itulah istilah psycholinguistics pertama kali dipakai. Kelompok ini kemudian mendukung penelitian mengenai relativitas bahasa maupun universal bahasa. Pandangan tentang relativitas bahasa seperti dikemukakan oleh Benjamin Lee Whorf (1956) dan universal bahasa seperti dalam karya Greenberg (1963) merupakan karya-karya pertama dalam bidang psikolinguistik.

2. Tahap Linguistik

         Perkembangan ilmu linguistik pada tahap ini mengarah pada pemerolehan bahasa, dengan diterbitkannya buku Chomsky pada tahun 1957, sytactic structures. Bahasa telah kita peroleh mulai dari sebelum kita dilahirkan (janin), bahasa yang digunakan oleh ibu dan orang di sekitarnya mulai masuk dan terekam dalam memori janin. Pada tahap ini psikolinguistik sebagai ilmu mulai banyak diminati orang.

3. Tahap Kognitif

         Pada tahap ini psikolinguistik mulai mengarah pada peran kognisi dan landasan biologis manusia dalam pemerolehan bahasa. Pelopor seperti Lenneberg mengatakan bahwa linguis itu sebenarnya adalah psikologi kognitif. Pemerolehan bahasa pada manusia bukanlah penguasaan komponen bahasa tanpa berlandaskan pada prinsip-prinsip kognitif. Pada tahap ini orang juga mulai berbicara tentang peran biologi pada bahasa karena mereka mulai merasa bahwa biologi merupakan landasan dimana bahasa itu tumbuh. Lenneberg mengatakan bahwa pertumbuhan bahasa seorang manusia itu terkait secara genetik dengan pertumbuhan biologinya.

4. Tahap Teori Psikolinguistik

          Pada tahap akhir ini, psikologi tidak lagi berdiri sebagai ilmu yang terpisah dari ilmu-ilmu lain karena pemerolehan dan penggunaan bahasa manusia menyangkut banyak cabang ilmu pengetahuan yang lain. Psikolinguistik tidak lagi terdiri dari psikologi dan linguistik saja tetapi juga menyangkut ilmu-ilmu lain seperti neurologi, filsafat, primatologi dan genetika. Neurologi mempunyai peran yang sangat erat dengan bahasa karena kemampuan manusia berbahasa ternyata bukan karena lingkungan tetapi karena kodrat neurologis yang dibawanya sejak lahir. Tanpa otak dengan fungsi-fungsinya yang kita miliki seperti sekarang ini, mustahillah manusia dapat berbahasa. Ilmu filsafat juga kembali memegang peran karena pemerolehan pengetahuan merupakan masalah yang sudah dari jaman purba menjadi perdebatan diantara para filosof, apa pengetahuan itu dan bagaimana manusia memperoleh pengetahuan. Primatologi dan genetika mengkaji bagaimana genetika terkait dengan pertumbuhan bahasa. Dengan kata lain, psikolinguistik kini telah menjadi ilmu yang ditopang oleh ilmu-ilmu yang lain.

C.     OBJEK KAJIAN PSIKOLINGUISTIK
Sebelum menuju pada kajian ilmu psikolinguistik, perlu ita ketahuii terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan berikut :
1.      Bagaimana hubungan antara bahasa dan pikiran?
2.      Dapatkah kita berpikir tanpa bahasa?
3.      Bagaimana proses berpikir itu?
4.      Apakah pikiran kita dipolakan oleh struktur bahasa yang kita gunakan?
5.      Bagaimana caranya agar hasil pemikiran dapat dimengerti oleh pendengar?
6.      Apakah sebenarnya bahasa itu? Apakah yang ”dimiliki” oleh seseorang sehingga dia mampu berbahasa? Bahasa itu terdiri dari komponen-komponen apa saja?
7.      Bagaimana bahasa itu lahir dan mengapa dia harus lahir? Di manakah bahasa itu berada atau disimpan?
8.      Bagaimanakah bahasa pertama (bahasa ibu) diperoleh seorang kanak-kanak? Bagaimana perkembangan penguasaan bahasa itu? Bagaimana bahasa kedua itu dipelajari? Bagaimana seseorang bisa menguasai dua, tiga, atau banyak bahasa?
9.      Bagaimana proses penyusunan kalimat atau kalimat-kalimat? Proses apakah yang terjadi di dalam otak waktu berbahasa?
10.  Bagaimanakah bahasa itu tumbuh dan mati? Bagaimana proses terjadinya sebuah dialek?
11.  Bagaimana proses berubahnya suatu dialek menjadi sebuah bahasa baru?
12.  Bagaimana hubungan bahasa dengan pemikiran? Bagaimana pengaruh kedwibahasaan atau kemultibahasaan dengan pemikiran dan kecerdasan seseorang?
13.  Mengapa seseorang menderita penyakit atau mendapatkan gangguan berbicara (seperti afasia), dan bagaimana cara menyembuhkannya?
14.  Bagaimana bahasa itu harus diajarkan supaya hasilnya baik?

Ilmu psikolinguistik menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dari beberapa objek kajian di dalamnya. Lingkup psikolinguistik mencoba memerikan bahasa dilihat dari aspek-aspek psikologi dan sejauh dapat dipikirkan oleh otak manusia. Topik-topik penting yang menjiwai lingkupan psikolinguistik adalah :
1.    Proses bahasa dalam komunikasi dan pikiran
2.      Akuisisi bahasa (Pemerolehan Bahasa)
3.      Pola tingkah laku berbahasa
4.      Asosiasi verbal dan persoalan makna
5.      Proses bahasa pada orang yang abnormal
6.      Persepsi, ujaran dan kognisi
Psikolinguistik telah menjadi bidang ilmu yang sangat luas dan kompleks dan berkembang pesat sehingga melahirkan beberapa subdisiplin psikolinguistik. Diantara subdisiplin psikolinguistik adalah sebagai berikut :
a.Psikolinguistik Teoritis
Subdisiplin ini membahas teori-teori bahasa yang berkaitan dengan proses- proses      mental manusia dalam berbahasa. Misalnya  dalam rancangan fonetik, rancangan pilihan kata, rancangan sintaksis, rancangan wacana, dan rancangan intonasi.
b. Psikolinguistik Perkembangan
Subdisiplin ini berkaitan dengan proses pemerolehan bahasa, baik pemerolehan bahasa pertama maupun pemerolehan bahasa kedua. Subdisiplin ini mengkaji proses pemerolehan fonologi, proses pemerolehan simantik dan proses pemerolehan sintaksis secara berjenjang, bertahap dan terpadu.
c. Psikolinguistik Sosial
Subdisiplin ini berkenaan dengan aspek-aspek  sosial bahasa. Bagi suatu manyarakat, bahasa itu bukan hanya merupakan suatu gejala dan identitas sosial saja, tetapi juga merupakan suatu ikatan batin dan nurani yang sukar ditinggalkan.
d. Psikolinguistik Pendidikan
Subdisiplin ini mengkaji aspek-aspek pendidikan secara umum dalam pendidikan formal di sekolah. Umpamanya peranan bahasa dalam pengajaran membaca, pengajaran dalam kemahiran berbahasa, dan pegetahuan mengenai peningkatan kemampuan berbahasa dalam proses memperbaiki kemampuan menyampaikan pikiran dan perasaan.
e. Psikolinguistik Neurology ( neuropsikolinguistik )
Subdisiplin ini mengkaji hubungan antara bahasa, berbahasa dan otak manusia. Para pakar neurology telah berhasil menganalisis struktur biologis otak serta telah memberi nama pada bagian struktur otak itu. Namun ada pertanyaan yang belum dijawab secara lengkap yaitu apa yang terjadi dengan masukan bahasa dan bagaimana keluaran bahasa diprogramkan dan dibentuk dalam otak itu.
f. Psikolinguistik Eksperimen
Subdisiplin ini meliputi dan melakukan eksperimen dalam semua kegiatan bahasa dan berbahasa pada satu pihak dan perilaku berbahasa dan akibat berbahasa pada pihak lain.
g. Psikolinguistik Terapan
Subdisiplin ini berkaitan dengan penerapan dari temuan enam subdisiplin psikolinguistik di atas kedalam bidang tertentu yang memerlukannya. Yang termasuk subdisiplin ini ialah psikologi, linguistik, penuturan dan pemahaman, pembelajaran bahasa, neurologi, komunikasi dan sastra.

III.PENUTUP
  Simpulan
Psikolinguistik adalah ilmu yang mempelajari proses-proses mental yang dilalui oleh manusia dalam rangka berbahasa. Psikolinguistik mempelajari empat topik utama, yaitu : (a) komprehensi, (b) produksi, (c) landasan biologis serta neurologis yang membuat manusia bisa berbahasa, dan (d) pemerolehan bahasa.
Psikolinguistik bermula dari adanya pakar linguistik yang berminat pada psikologi, dan adanya pakar psikologi yang berkecimpung dalam linguistik. Dilanjutkan dengan adanya kerja sama antara pakar linguistik dan pakar psikologi, dan kemudian muncullah pakar-pakar psikolinguistik sebagai disiplin ilmu.
Perkembangan ilmu psikolinguistik dibagi menjadi empat tahap : (1) tahap formatif, (2) tahap linguistik, (3) tahap kognitif, dan (4) tahap teori psikolinguistik, realita psikologis, dan ilmu kognitif.
Kajian-kajian yang menjiwai lingkupan psikolinguistik adalah :
1.      Proses bahasa dalam komunikasi dan pikiran
2.      Akuisisi bahasa (Pemerolehan Bahasa)
3.      Pola tingkah laku berbahasa
4.      Asosiasi verbal dan persoalan makna
5.      Proses bahasa pada orang yang abnormal
6.      Persepsi, ujaran dan kognisi
Subdisiplin psikolinguistik adalah sebagai berikut :
a.Psikolinguistik Teoritis
b. Psikolinguistik Perkembangan
c. Psikolinguistik Sosial
d. Psikolinguistik Pendidikan
e. Psikolinguistik Neurology ( neuropsikolinguistik )
f. Psikolinguistik Eksperimen
g. Psikolinguistik Terapan

DAFTAR PUSTAKA

verniruing.blogspot.com
Thomas A. Sebeok dan Charles E. Osgood yang berjudul Psycolinguistics : A Survey of Theory and Research Problems
omaliamalia .blogspot.com/2012/03/psikolinguistik.html 
Dardjowdjojo, Soenjono, Psikolinguistik Pemahaman Bahasa Manusia, Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 2003.
Guntur, Herry, Taringan, Psikolinguistik, Angkasa, Bandung, 1986.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments


the second and seventh

Find...

Translate (Terjemah)

Blog Archive

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

- Copyright © SAFIA ARABIA -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -